Wellcome Brothers and Sisters!

From the fullness of HIS GRACE we have all receive one blessing after another. (John 1:16)


The LORD is my shepherd, I shall not be in want. (Psalm 23:1)

Jumat, 13 Februari 2009

Fire in Lasting Love (FiLL)


Bacaan: 1Yohanes 4:7-21

14 Februari dikenal sebagai hari yang spesial karena merupakan hari kasih sayang yang disebut valentine day. Hari kasih sayang identik dengan ungkapan-ungkapan kasih sayang sebagai berikut: romantic dinner, kartu bergambar hati, bunga, coklat, kado, ungkapan cinta “be my valentine,” saatnya nembak gebetan, hari pernikahan special, dominasi warna merah & pink, love song, party, etc. Valentine begitu spesial karena suasana penuh kasih yg nampak pada hari itu jarang terjadi di hari-hari biasa. Contohnya, semalam—pk. 11.30 WITA—waktu saya mau beli pewangi pakaian ke Intimart (supermarket 24 jam di jalan Tukad Pakerisan), saya terkaget-kaget. Jam segitu banyak pasangan muda-mudi yang berburu coklat, bunga, dan lain-lain buat ngerayain valentine. Bener-bener ga biasa. Saking spesialnya hingga terbit slogan ”everyday is valentine.” Tujuannya adalah supaya setiap hari terasa indah dan penuh cinta bagai di hari valentine.

Ngomong-ngomong soal betapa spesialnya hari valentine yang sekarang ini dirayakan di seluruh dunia, ternyata ga bisa dilepaskan dari seorang tokoh bernama Santo Valentine. Santo Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ketiga. Saat itu kerajaan Roma sedang dipimpin oleh Kaisar Claudius II yang terkenal kejam. Kaisar ini berambisi memiliki pasukan militer yang besar dan ingin agar semua pria di kerajaannya bergabung menjadi tentaranya. Akan tetapi, para pria enggan terlibat dalam perang karena tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Hal ini membuatnya sangat marah. Ia pun membuat kebijakan yang melarang pernikahan. Ia berpikir dengan demikian maka para prajurit akan agresif dan potensial dalam berperang serta akan mudah diajak bergabung dengan militer.

Karena menganggap kebijakan melarang pernikahan adalah ide gila dan tak berperasaan, Santo Valentine menolak untuk melaksanakannya. Bersama temannya yang bernama Santo Marius, Ia tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini diketahui kaisar, yang kemudian segera memberinya peringatan. Akan tetapi, ia tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa bunga, tanpa kidung pernikahan. Hingga suatu malam, ia tertangkap basah memberkati sepasang kekasih. Pasangan itu berhasil melarikan diri, namun malangnya ia justru yang tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis mati.

Bukannya dihina, ia malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara. Salah satu dari pendukungnya tersebut adalah putri penjaga penjara. Sang ayah mengijinkannya untuk mengunjungi Santo Valentine di penjara. Tak jarang mereka berbicara selama berjam-jam. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta itu. Ia setuju bahwa Santo Valentine telah melakukan hal yang benar. Akhirnya, hari eksekusi itu tiba yaitu pada tanggal 14 Februari. Menjelang pelaksanaan eksekusi, ia menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan, dan bantuannya selama ia dipenjara. Diakhir pesan itu ia menuliskan: "Dengan cinta dari Valentinemu." Pesan itulah yang kemudian merubah segalanya.

Setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, orang selalu mengingat kedua santo tersebut dan merayakan pengorbanan mereka sebagai bentuk ekspresi cinta kasih Valentine. Dua-ratus tahun kemudian, Paus Galasius meresmikan tanggal 14 Pebruari 496 sebagai hari Velentine. Kini setiap tanggal 14 Februari, orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang.

Itulah the power of love. Karena dan demi cinta, orang bersedia hidup menderita dan bahkan rela kehilangan nyawanya. Masih ingat panggung kesedihan Romeo dan Juliet, Sampek dan Engtay, Siti Nurbaya dan Samsul Bahri, atau Roro Mendut dan Pronocitro? Yang jadi pertanyaan adalah darimana datangnya cinta? Dari mata turun ke hatikah? Dari panah cupid si dewa cintakah? Ataukah cinta itu datangnya tiba-tiba entah dari mana? Apakah cinta begitu saja datang dan pergi sehingga timbul pertanyaan ada apa dengan cinta?

Yang jelas, cinta pada mulanya adalah milik Allah Pencipta langit dan bumi. Ay. 7-8 yang kita baca tadi menyatakan bahwa kasih itu berasal dari Allah dan Allah itu sendiri adalah kasih sehingga orang yg bisa dan memiliki kasih itu berasal dari Allah. Sayangnya ga semua orang punya kasih seperti itu karena dosa. Dosa membuat kita jauh dari sumber kasih itu. Padahal Kasih Allah itu luar biasa dan ga main-main. Luar biasa yang ini bukanlah sebuah sugesti belaka, melainkan realita yang menakjubkan. Ay. 9-11 menunjukkan bukti cintanya yang penuh pengorbanan dalam diri Yesus.

Ada sebuah kisah tentang seorang kepala suku Indian tua. Ia terus menerus berbicara tentang Yesus Kristus karena Yesus sangat berarti baginya. Salah seorang temannya bertanya, ”Mengapa kamu begitu mengasihi Yesus?” Tanpa berbicara, ia segera mengumpulkan sejumlah ranting dan rumput kering. Ia kemudian membuat lingkaran dari bahan yang mudah terbakar itu dan meletakkan seekor ulat di tengahnya. Dalam kesunyian, ia menyalakan sebatang korek api lalu membakar lingkaran ranting dan rumput kering yang ada di hadapannya.

Mereka berdua memerhatikan gerak-gerik ulat yang ada di tengah lingkaran api. Saat api semakin membesar dan mendekat ke arahnya, ulat yang terperangkap itu merayap untuk mencari jalan keluar, namun tak berhasil. Ulat yang putus asa itu kemudian mengangkat kepalanya ke atas setinggi-tingginya seperti hendak membentuk sebuah huruf i. Kalau saja ia dapat berbicara, ia pasti akan berkata, ”Pertolonganku hanya dapat berasal dari atas.”

Kepala suku Indian tua itu kemudian membungkuk dan mengulurkan jarinya ke arah ulat itu. Si ulat segera merayap naik untuk mencari tempat yang aman di jarinya. ”Seperti itulah yang dilakukan Tuhan Yesus bagiku,” kata sang kepala suku. Dulu saya terperangkap dalam api dosa. Akan tetapi Yesus yang berasal dari surga membungkuk ke arahku. Dengan kasih dan pengampunan-Nya dia menarik saya dari lumpur dosa yang mengerikan. Oleh sebab itu, bagaimana saya tidak mengasihi dan ingin menceritakan betapa agung kasih-Nya?”

Kisah tadi adalah sepenggal kisah mengharukan yang juga terjadi pada setiap kita (ay. 10). Kita ini harusnya mati terpanggang dalam lingkaran api neraka sebab tangan kita terlalu pendek untuk menjangkau surga. Itu sebabnya Yesus, Raja kerajaan surga itu berinisiatif membungkuk dan menyelamatkan kita dengan penuh cinta. Cintanya yang besar membuat-Nya bersedia menjadi miskin, dicambuk, dihina, dicemooh, dan dibunuh dengan cara yang kejam.

Itulah the power of true love yang ditunjukkan dan dijadikan Yesus sebagai contoh buat kita. Lewat pernyataan cinta Yesus, manusia berdosa yang tadinya ga paham soal cinta sejati jadi kenal dan bahkan ngerasain yang namanya true love (ay. 12-16). Keadaan ini adalah sebuah awal yang baru yaitu yang disebut lahir baru. Dalam kondisi lahir baru, ga ada lagi dosa jahanam yang menghalangi mata hati kita untuk menatap dan berhadapan dengan cinta sejati. Bebas-lepas dan plong oblong-oblong tanpa beban kecurigaan, kejahatan, iri-dengki, kemarahan, kepahitan, dendam, serta tanpa keinginan untuk mengambil keuntungan hanya bagi diri kita sendiri. Hidup kita yang tadinya seperti lembaran-lembaran kertas penuh coret-moret kini bagai berganti dengan sebuah lembaran baru yang siap diisi dengan cinta. Inilah awal yang membuat kita bisa bebas mencintai dan dicintai dengan cinta yang sempurna.

Bukankah itu sungguh-sungguh luar biasa? Terlebih karena cinta-kasih yang sempurna itu ternyata menjamin untuk dapat mengatasi dan melenyapkan ketakutan kita (ay. 17-18). Artinya, kita seharusnya ga perlu takut lagi ngejalani hidup ini karena ketakutan kita yang terbesar—yaitu masuk neraka—sudah ga ada lagi and emang ga perlu takut lagi. Susah atau senang, tawa atau tangis, untung atau buntung, bencana atau berkat ga jadi masalah buat kita karena kita udah dapat yang kita perlukan yaitu keselamatan.

Kehidupan yang sekarang ini cuma sementara sedangkan kehidupan setelah mati nanti itu abadi/untuk selamanya. Jadi, susah di hidup yang sekarang ini juga sementara. Itu sebabnya kita ga perlu takut. Asal percaya Yesus, kita akan dapat hidup kekal hingga sesusah apapun atau sesakit apapun, bahkan kematian sekalipun seharusnya ga jadi masalah. Itu adalah realita yang ga bisa ditolak. Akan tetapi di dalam Yesus, kebahagiaan, ketenangan, dan damai sejahtera sejati pasti akan datang.
Luar biasa bukan? Luar biasa yang ini sungguh-sungguh bukan sebuah sugesti karena cinta yang sejati itu ada di dalam kita dan kita ada di dalamnya. Dan kebahagiaan kita adalah jika kita dapat menyatakan kasih yang kita terima itu kepada orang lain. Bukan demi kepuasan, kesenangan, atau keuntungan kita sendiri; tapi buat Tuhan. Kok bisa begitu? Kita akan menyaksikannya dalam fragmen berikut ini.

Narator --> "Adalah seorang tuan yang sangat kaya raya. Pada suatu hari, ia berkata kepada para pembantunya."

Tuan --> "Aku hendak bepergian jauh sebulan lamanya. Selama aku pergi, aku ingin menitipkan sesuatu yang berharga ini kepada kalian bertiga.

Orang I --> "Aku sangat bersyukur karena Tuan mempercayakan sesuatu yang berharga ini kepadaku. Aku akan mempergunakan dan mengelolanya agar Tuanku merasa puas dan senang ketika Ia pulang nanti."

Orang II --> "Meski bagianku lebih sedikit dari bagiannya (menunjuk orang I), namun aku sangat bangga mendapat kepercayaan untuk menjaga sesuatu yang berharga ini. Aku juga berjanji untuk menggunakan dan mengelolanya supaya Tuanku bahagia."

Orang III --> "Huh, apaan nih. Bagianku adalah yang paling sedikit dibanding mereka berdua. Tuan kok pilih kasih? Lebih baik barang yang berharga ini aku simpan untuk diriku sendiri saja. Awas ya kalo ada yang berani dekat-dekat atau berniat untuk mencurinya."

Secara bergantian orang I dan II membagikan barang berharga itu kepada orang yang membutuhkan (pilih dari antara audience), sedangkan orang III menyimpannya sendiri dan berekspresi penuh curiga karena takut ada yang mengambil bagiannya. Setelah mereka bertiga kembali ke barisan:

Narator --> "Hmmh, tiga orang dengan dua respon yang berbeda. Tapi tunggu dulu, lihat apa yang sedang terjadi!"

Orang I --> "Wah, indah sekali. Semakin kubagikan, semakin besar dan indah nyalanya."

Orang II --> "Benar sekali. Lihatlah, keindahannya sangat menentramkan hati!"

Orang III --> "Apaan ini? Punyaku malah semakin mengecil dan lama-lama semakin redup. Apa yang terjadi? Aku sudah menjaganya dengan baik. Tak kubiarkan ada seorang pun dapat merebutnya dari tanganku. Kalau Tuan datang aku akan segera mengembalikannya. Tapi, mengapa benda ini justru semakin redup dan suram nyalanya? Benda tak berguna! Bagaimana kalau Tuanku pulang nanti?"

Narator --> "Tak lama kemudian sang tuan itu pun pulang dan ketiga orang itu bersiap-siap menyambutnya."

Orang I --> "Tuan, lihat ini benda berharga yang Tuan percayakan padaku."

Tuan --> "Baik sekali perbuatanmu, hai hambaku yang baik dan setia. Engkau telah setia dalam pekara kecil. Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Terimalah benda yang berharga itu menjadi bagianmu."

Orang II --> "Tuan, inilah jadinya benda berharga yang tuan percayakan kepadaku."

Tuan --> "Baik sekali perbuatanmu, hai hambaku yang baik dan setia. Engkau telah setia dalam pekara kecil. Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Terimalah benda yang berharga itu menjadi bagianmu."

Orang III --> "Tuan, ini adalah bagianku. Meski tuan sudah pilih kasih, tapi saya tetap menjaganya dengan baik lho. Kalau benda ini sekarang menjadi redup dan pudar nyalanya, itu bukan kesalahan saya. Ini ambillah milik tuan."

Tuan --> "Hai kamu hamba yang jahat dan malas. Engkau tak pantas menerima barang yang berharga ini. Karena setiap orang yang mempunyai kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yg ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yg paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Sang Tuan menggambarkan Tuhan dan kitalah hamba-hamba-Nya, sedangkan sesuatu yang berharga itu adalah ”kasih.” Ay. 19 menyebutkan: ”Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” Itu artinya, Tuhan yang telah terlebih dahulu berinisiatif untuk mengasihi kita. Dan secara tidak langsung, Ia telah mempercayakan kasih-Nya yang sempurna itu kepada kita yang tak sempurna.
Itu adalah sebuah awal yang baik untuk setiap orang yang telah menerima kasih-Nya. Sayangnya, penilaian Tuhan atas hidup kita bukan berdasarkan apa yang ada di awal, melainkan apa yang ada di akhir hidup kita. Oleh karena itu setelah menerima kasih itu dari Tuhan, tugas kita selanjutnya adalah mempergunakan dan mengelolanya dengan selalu hidup di dalam kasih itu. Ya, kita harus mengisi (to fill) hidup kita dengan kasih yang selalu menyala-nyala (Fire in Lasting Love). Gelora kasih yang kita terima itu seharusnya dibagikan kepada sesama kita manusia. Dengan demikian, kita ga perlu lagi terobsesi untuk cari-cari cinta sejati karena udah dapat Yesus, Sumber cinta sejati itu sendiri. Cinta sejati itu sudah ada dan jadi bagian kita. Dia ada di dalam kita dan kita ada di dalam-Nya. Sekarang yang kia pikirkan bukan lagi sekedar bagimana supaya orang lain mencintai kita, melainkan bagaimana kita bisa mencintai orang lain dengan kasih sejati seperti teladan-Nya. Ingat, semakin kita bagikan maka kasih itu akan semakin nyata indahnya karena orang lain juga dapat merasakannya.

Akan tetapi, celakalah yang menyimpan kasih itu untuk dirinya sendiri karena itulah tanda-tanda tidak adanya Yesus, Sang Sumber Kasih yang sejati di dalam hantinya; atau Ia mungkin sedang dipinggirkan di sudut hatinya yg tak kelihatan. Ini adalah penyakit rohani yang berbahaya yaitu sebuah Penyakit yang lebih mengedepankan diri sendiri, namun mengabaikan kasih. Gejala-gejalanya biasanya adalah sebagai berikut:

1.Sulit mengampuni atau sulit minta maaf.

2.Sombong dan suka merendahkan orang lain, merasa paling pintar dan paling benar.

3.Cuek dan hidup untuk diri sendiri alias ga peduli sekitar kita.

4.Menjauhkan diri dari persekutuan karena merasa bergaul dengan orang lain cuma menimbulkan konflik dan ga ada untungnya. Malas belajar mengasihi dan merasa aman kalau sendiri. Itu artinya ngerasa ga butuh orang lain untuk bertumbuh.

5.Mengasihi tapi pilih-pilih.

6.Mengasihi dengan pamrih.

7.Serakah dan ga seneng kalo orang lain seneng.

8.Sulit mengalah atau sebaliknya selalu mengalah karena ga peduli dengan kebaikan orang lain. Padahal, konflik atau marah itu kadang-kadang perlu demi kebaikan orang lain.

Kalau tanda-tanda itu ada di dalam diri kita, maka kita harus berhati-hati karena tak lama lagi kasih di dalam hati kita akan segera memudar dan lama-lama akan mati. Kalau udah begitu, sia-sia saja kita menyanyikan: ”I love You Jesus deep down in my heart atau ku mau cinta Yesus selamanya.” Bagaimana kita bisa mencintai Tuhan yang tak kelihatan oleh mata sedang sesama manusia yang kelihatan saja kita tidak bisa mengasihinya? Firman Tuhan menyebut orang yang demikian sebagai seorang pendusta (ay. 20-21). So, gimana caranya supaya kasih kita ga memudar dan lama-lama mati?
Mari kita tetap berada di dalam kasih (ay. 16b). ”Tetap” artinya “selalu” dan “ga pernah berubah.” Jadi, marilah kita melakukan segala sesuatu dengan kasih karena itu adalah karakter orang-orang yang sudah menerima kasih dan diselamatkan. Mengasihi hukumnya adalah wajib bukan sunnah (lih. 1Yoh 3:14). Kalau semua orang memiliki cara pandang demikian maka slogan everyday is valentine bukan lagi sekedar basa-basi.

1.Bapak-bapak atau para suami akan bekerja dengan semangat apapun itu profesinya karena kasih yang ada di dalam hatinya menginginkan agar keluarganya tetap terpelihara dengan baik dan bos di kantornya merasa bahagia menerima berkat Tuhan dari hasil pekerjaanya.

2.Ibu-ibu atau para istri akan bersemangat memasak, membuat kue, mengurus rumah-tangga, merawat anak-anak dan keluarganya. Tanpa keluhan dan tanpa kenal lelah karena kasih yang ada di dalam hatinya menginginkan agar keluarganya bahagia.

3.Para guru akan dengan sungguh-sungguh mengajar para murid dan para murid akan belajar sungguh-sungguh karena kasih yang ada di dalam hatinya menginginkan agar proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan baik demi kebaikan bersama.

4.Teman-teman di sini yang melayani: pemain musik, MC, singers, operator LCD, usher, sie dekorasi, pemain fragmen, para pengurus dan semua jemaat pemuda akan melakukan bagiannya/melayani dengan sebaik-baiknya karena kasih yang ada di dalam hatinya menginginkan agar orang lain diberkati dan nama Tuhan dimuliakan. Bukan karena ingin dibilang hebat atau supaya menarik simpati lawan jenis. Ketika melayani Tuhan dengan kasih maka simpati dari lawan jenis atau pujian dari orang lain adalah bonus dari Tuhan. Semuanya tulus murni buat Tuhan sehingga ga ada yang merasa telah melakukan lebih dibanding yang lain. Sebaliknya, selalu berusaha dan berlomba-lomba beri yang terbaik buat Tuhan.

5.Para penjual atau produsen ga perlu cari-cari cara untuk menipu pembeli dengan menaruh melamin dalam susu atau mencampurkan borax, zat-zat kimia, dan bahan-bahan pengganti yang murah tapi tidak aman dalam makanan atau kosmetik karena kasih yang ada di dalam hatinya menginginkan agar orang lain tidak celaka.

6. Kekasih yang baik akan saling menghormati dan saling menjaga kekudusan hidup dengan tidak bermain-main dengan dosa seksual dan perzinahan karena kasih yang ada di dalam hatinya tak pernah berniat mengambil keuntungan dari orang yang dicintainya.

7. Orang-orang yang sedang berkonflik akan dengan rendah hati saling mendahului minta maaf dan mengampuni karena kasih yang ada di dalam hatinya menuntut penyelesaian demi kebaikan bersama.

8.Bangsa-bangsa yang ada di dunia ini ga akan gampang menyatakan perang atau berusaha saling menjatuhkan karena kasih yang ada di dalam hatinya sangat mengimpi-impikan terciptanya harmoni dan kedamaian di dunia ini.

Pokoknya, Tuhan dan kasih-Nya harus makin bertambah, sedangkan ego dan kepentingan pribadi harus semakin berkurang. Alangkah indahnya hidup ini kalau semua itu bisa terjadi. Akan tetapi, faktanya sulit terjadi bukan? Mengubah dunia dan orang lain memang tidak mudah. Itu benar. Akan tetapi, kita dapat memulainya dari diri kita sendiri. Jikalau tiap-tiap orang tidak menunggu orang lain untuk duluan melakukannya, dan sebaliknya justru selalu berinisiatif untuk memulai dari dirinya sendiri maka perubahan ke arah yang lebih baik tidak lagi mustahil untuk terjadi. Mulai sekarang, mari kita mengingat CHAOS (CHrist is the Answer fOr Salvation) --> FILL (Fire in Lasting Love). Artinya, setelah menerima Kristus sebagai Jawaban atas keselamatan kita maka langkah selanjutnya adalah selalu mengisi hidup ini dengan kasih yang menyala-nyala.

24 jam tidak cukup untuk merayakan cinta.
24 karat tak cukup untuk menyatakan cinta.
Karena cinta terlalu dahsyat untuk dirayakan ataupun dinyatakan,
terlalu hebat untuk hanya dirasakan,
terlalu kuat untuk hanya dibahasakan.
Sesungguhnya, cinta diciptakan untuk dilakukan.
Salam cinta!

> Tq buat Ko Nicky yang telah memberikan kata-kata ini kepada saya di hari Valentine

A Memory of CHAOS (070209) dan FILL (140209). Selamat ulang tahun ke 16 kepada Youth Ministry GKKA Denpasar. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar