Wellcome Brothers and Sisters!

From the fullness of HIS GRACE we have all receive one blessing after another. (John 1:16)


The LORD is my shepherd, I shall not be in want. (Psalm 23:1)

Senin, 09 Februari 2009

Kecantikan Tubuh atau Transformasi Tubuh?


Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah (1Petrus 3:3-4).

Setiap orang percaya seharusnya memiliki tujuan untuk pada akhirnya dapat menjadi serupa dengan Kristus. Dallas Willard dalam Renovation of the Heart menyebutkan bahwa dalam proses keserupaan dengan Kristus tersebut, kita membutuhkan beberapa transformasi (perubahan). Salah satu dari tiga transformasi yang dianggapnya penting adalah transformasi tubuh. Transformasi jenis ini mulanya saya anggap sebagai sesuatu yang tidak terlalu signifikan. Akan tetapi, Willard memberikan sebuah pandangan yang lebih baik kepada saya. Transformasi tubuh bukan berarti saya harus berubah secara fisik menjadi lebih langsing, cantik, menarik, dan modis dengan berbagai produk kecantikan, fashion, serta gemerlap perhiasan yang menguras tabungan. Transformasi tubuh sesungguhnya lebih ke arah bagaimana seseorang memandang dirinya.

Sehubungan dengan itu, saya menyadari bahwa salah satu penghalang besar bagi saya untuk dapat melayani dan berelasi dengan orang lain adalah penerimaan terhadap tubuh saya. Sering kali saya melihat tubuh saya tidak proporsional sehingga cenderung suka membandingkan diri dengan orang lain dan terjerat untuk selalu tidak puas dengan bentuk tubuh yang saya miliki. Padahal, ada juga orang-orang yang merasa iri dengan hidung mancung, suara jernih, dan kesehatan prima yang saya miliki.

Oleh karena itu, saya belajar mulai memandang tubuh saya dengan benar. Tubuh yang selama ini saya anggap tidak proporsional adalah tubuh yang telah ditebus dan dikuduskan oleh Kristus. Itu adalah awal kecantikan kita sebagai manusia rohani. Firman Tuhan dalam 1Petrus 3:3-4 dengan tegas menyatakan bahwa perhiasan kita seharusnya bukanlah perhiasan lahiriah, melainkan perhiasan rohani yang penuh dengan kelemahlembutan dan damai sejahtera. Anjuran tersebut tidak hendak menyatakan bahwa wanita Kristen itu dilarang berdandan atau memakai perhiasan. Firman Tuhan justru menyatakan bahwa kita hendaknya lebih memilih menjadi cantik secara rohani daripada cantik secara fisik. Bukankah Yesus sendiri juga dianggap tidak elok secara fisik? Namun secara rohani, Yesus adalah best of the best (terbaik dari yang terbaik atau yang sempurna).

Dari sana kita belajar agar tidak terobsesi memuaskan keinginan tubuh dan terdorong untuk kelihatan lebih baik di mata orang lain secara fisik, karena semua itu dapat membuat kita kehilangan pengendalian diri sehingga menjauh dari Tuhan. Pengendalian diri jelas tidak mudah karena kita cenderung menginginkan kenikmatan di masa hidup yang singkat ini. Pada saat seperti inilah kita harus sadar bahwa tubuh ini bukan milik kita lagi sejak ditebus dengan darah Kristus. Dengan demikian, kita tidak akan berambisi untuk memperindah tubuh secara jasmani melainkan menyerahkan hak tubuh kita kepada Allah untuk diperindah secara rohani.

Transformasi tubuh akan sangat efektif bagi para wanita untuk dapat melanggengkan relasi pernikahannya. Bagi para istri, kecantikan bukanlah menguras isi kantong suaminya, melainkan memancarkan kasih dan ketundukan. Bagi yang belum menikah, transformasi ini akan membantu untuk lebih bersemangat menjalani hidup dengan melayani Tuhan yang telah memberikan perhiasan rohani. Dengan demikian, para wanita lajang tidak akan mati-matian terobsesi untuk mendapatkan Romeo idaman hati yang entah sedang ada di mana dan selalu terbenam dalam mimpi-mimpi pernikahan. Menikah adalah sesuatu yang harus diraih jika Tuhan anugerahkan kepada kita dan tidak menikah adalah sebuah kesempatan membaktikan hidup kepada Sang Mempelai Surgawi. Jadi para wanita (atau juga para pria), pilih kecantikan tubuh atau transformasi tubuh? Kecantikan jasmani atau rohani? Selamat memilih yang benar!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar