Akhir-akhir ini banyak ketidakadilan melintas dan bahkan membekas. Segala usaha untuk memperoleh bantuan dan perhatian manusia selalu kandas. Apalah daya karena memandang muka adalah ciri kental dunia, termasuk para pemuka yang di atas. Fakta membuat dirasa sah-sah saja untuk tidak puas.
Namun, hari ini muncul teguran dari sebuah pemandangan berharga. Di tengah guyuran hujan yang membasahi tubuh, terlihat sosok kumal wanita tua. Menadahkan gelas yang biasa dipakainya meminta-minta sedekah untuk menampung air hujan yang meluncur deras dari atap rumah tetangga. Hati berdebar menanti apa yang ia lakukan dengan itu semua.
Benarlah praduga bahwa ia meneguk air kotor kucuran atap demi menghilangkan lapar dan dahaga. Lagi-lagi rasa ngilu menyerang di dada. Hati luluh diingatkan bahwa tak seharusnya mudah terganggu dengan segala yang berkaitan dengan 'saya'. Setiap 'saya' yang mendapat limpahan kasih karunia seharusnya tahu panggilannya bagi kaum papa.
Ampuni hamba yang lengah, wahai Tuan. Terima kasih telah memberi sebuah peringatan. Mohon kekuatan penuh ketaatan untuk berkata kepada 'saya', "Mana boleh ada ketidakpuasan? Sebaliknya, bersyukurlah dalam segala keadaan!"
Listen to my HEART BEAT and be an eye-witness of a REDEMPTION LIFE in me. Tulisan-tulisan ini diinspirasikan oleh Sang Pemberi hidup melalui akal-budiku yang berpadu dengan sharing hidup dari para senior, penulis-penulis yang karyanya kubaca, dan dunia sekitarku, yaitu apapun yang diijinkan-Nya tertangkap oleh indraku yang terbatas ini.
Wellcome Brothers and Sisters!
From the fullness of HIS GRACE we have all receive one blessing after another. (John 1:16)
The LORD is my shepherd, I shall not be in want. (Psalm 23:1)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar